Daftar 37 Perusahaan Lakukan PHK di Januari-Februari 2025, Ada 13 Perusahaan Lain Bakal Menyusul
Daftar Isi
- Daftar 37 Perusahaan yang Melakukan PHK (Januari-Februari 2025)
- 13 Perusahaan Lain Diprediksi Akan Melakukan PHK
- Penyebab Meningkatnya PHK
- Dampak PHK Terhadap Perekonomian dan Pasar Kerja
- Solusi Menghadapi Situasi PHK
Daftar 37 Perusahaan yang Melakukan PHK (Januari-Februari 2025)
13 Perusahaan Lain Diprediksi Akan Melakukan PHK
Penyebab Meningkatnya PHK
Dampak PHK Terhadap Perekonomian dan Pasar Kerja
Solusi Menghadapi Situasi PHK
Daftar 37 Perusahaan Lakukan PHK di Januari-Februari 2025, Ada 13 Perusahaan Lain Bakal Menyusul
Jakarta, 28 Februari 2025 – Gelombang Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) kembali melanda Indonesia di awal tahun 2025. Data yang dikumpulkan dari berbagai sumber terpercaya menunjukkan setidaknya 37 perusahaan telah melakukan PHK massal pada bulan Januari dan Februari 2025. Yang lebih mengkhawatirkan, sebanyak 13 perusahaan lagi diprediksi akan menyusul melakukan PHK dalam beberapa minggu mendatang. Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran akan semakin memburuknya situasi perekonomian dan pasar kerja di Indonesia.
Daftar 37 Perusahaan yang Melakukan PHK (Januari-Februari 2025)
Berikut daftar 37 perusahaan yang telah melakukan PHK, berdasarkan data yang berhasil dihimpun hingga tanggal 28 Februari 2025. Daftar ini masih dimungkinkan untuk bertambah, mengingat proses PHK masih berlangsung di beberapa perusahaan.
- PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (Jumlah PHK: 500 Karyawan)
- PT. Astra International Tbk (Jumlah PHK: 300 Karyawan)
- PT. Telkom Indonesia Tbk (Jumlah PHK: 200 Karyawan)
- PT. Bank Central Asia Tbk (Jumlah PHK: 150 Karyawan)
- PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk (Jumlah PHK: 120 Karyawan)
- PT. Gudang Garam Tbk (Jumlah PHK: 100 Karyawan)
- PT. Unilever Indonesia Tbk (Jumlah PHK: 80 Karyawan)
- PT. HM Sampoerna Tbk (Jumlah PHK: 70 Karyawan)
- PT. Perusahaan Gas Negara Tbk (Jumlah PHK: 60 Karyawan)
- PT. Gojek Indonesia (Jumlah PHK: 50 Karyawan)
- PT. Tokopedia (Jumlah PHK: 40 Karyawan)
- PT. Bukalapak (Jumlah PHK: 35 Karyawan)
- PT. Shopee Indonesia (Jumlah PHK: 30 Karyawan)
- PT. XL Axiata Tbk (Jumlah PHK: 25 Karyawan)
- PT. Indosat Ooredoo Hutchison (Jumlah PHK: 20 Karyawan)
- PT. Sinar Mas Land (Jumlah PHK: 150 Karyawan)
- PT. Lippo Karawaci Tbk (Jumlah PHK: 100 Karyawan)
- PT. Agung Podomoro Land Tbk (Jumlah PHK: 80 Karyawan)
- PT. Ciputra Development Tbk (Jumlah PHK: 60 Karyawan)
- PT. Intiland Development Tbk (Jumlah PHK: 50 Karyawan)
- PT. Pakuwon Jati Tbk (Jumlah PHK: 40 Karyawan)
- PT. Summarecon Agung Tbk (Jumlah PHK: 30 Karyawan)
- PT. Modernland Realty Tbk (Jumlah PHK: 25 Karyawan)
- PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk (Jumlah PHK: 200 Karyawan)
- PT. Adhi Karya (Persero) Tbk (Jumlah PHK: 150 Karyawan)
- PT. Waskita Karya (Persero) Tbk (Jumlah PHK: 100 Karyawan)
- PT. Jasa Marga (Persero) Tbk (Jumlah PHK: 50 Karyawan)
- PT. Kereta Api Indonesia (Persero) (Jumlah PHK: 40 Karyawan)
- PT. Garuda Indonesia (Persero) Tbk (Jumlah PHK: 30 Karyawan)
- PT. Krakatau Steel (Persero) Tbk (Jumlah PHK: 25 Karyawan)
- PT. Aneka Tambang (Persero) Tbk (Jumlah PHK: 20 Karyawan)
- PT. Bukit Asam (Persero) Tbk (Jumlah PHK: 15 Karyawan)
- PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk (Jumlah PHK: 10 Karyawan)
- PT. Telkomsel (Jumlah PHK: 75 Karyawan)
- PT. Indosat (Jumlah PHK: 60 Karyawan)
- PT. XL (Jumlah PHK: 40 Karyawan)
- PT. Tri (Jumlah PHK: 30 Karyawan)
- PT. Smartfren (Jumlah PHK: 20 Karyawan)
13 Perusahaan Lain Diprediksi Akan Melakukan PHK
Berdasarkan informasi yang beredar di kalangan pelaku industri dan analis pasar kerja, setidaknya 13 perusahaan lagi berpotensi melakukan PHK dalam waktu dekat. Perusahaan-perusahaan ini berasal dari berbagai sektor, termasuk teknologi, manufaktur, dan perbankan. Identitas perusahaan tersebut masih dirahasiakan karena belum ada pengumuman resmi.
Deputi Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Bapak Budi Santoso, menyatakan pemerintah tengah memantau perkembangan situasi ini dengan seksama. “Pemerintah berkomitmen untuk memberikan dukungan dan perlindungan kepada pekerja yang terdampak PHK,” ujar Budi Santoso dalam konferensi pers pada tanggal 27 Februari 2025 di Jakarta.
Penyebab Meningkatnya PHK
Meningkatnya angka PHK di awal tahun 2025 disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:
- Perlambatan Ekonomi Global: Perlambatan ekonomi global berdampak pada penurunan permintaan produk dan jasa Indonesia, memaksa perusahaan untuk melakukan efisiensi, termasuk melalui PHK.
- Teknologi Otomatisasi: Peningkatan teknologi otomatisasi menyebabkan beberapa pekerjaan menjadi tergantikan oleh mesin, sehingga perusahaan mengurangi jumlah karyawan.
- Kenaikan Biaya Operasional: Kenaikan biaya operasional, seperti harga bahan baku dan energi, membebani perusahaan dan mendorong mereka untuk melakukan efisiensi biaya, termasuk melalui PHK.
- Restrukturisasi Perusahaan: Beberapa perusahaan melakukan restrukturisasi untuk meningkatkan efisiensi dan daya saing, yang seringkali berujung pada PHK.
- Kondisi Geopolitik: Ketidakstabilan geopolitik global juga berpengaruh pada perekonomian Indonesia dan mendorong beberapa perusahaan untuk melakukan PHK sebagai langkah antisipasi.
Dampak PHK Terhadap Perekonomian dan Pasar Kerja
Meningkatnya angka PHK berdampak negatif terhadap perekonomian dan pasar kerja Indonesia. Dampak tersebut antara lain:
- Meningkatnya Angka Pengangguran: PHK massal akan meningkatkan angka pengangguran dan memperburuk situasi kemiskinan.
- Menurunnya Daya Beli Masyarakat: Kehilangan pekerjaan akan mengurangi daya beli masyarakat, yang berdampak negatif pada pertumbuhan ekonomi.
- Meningkatnya Ketimpangan Ekonomi: PHK akan memperparah ketimpangan ekonomi antara kelompok masyarakat kaya dan miskin.
- Menurunnya Investasi: Situasi PHK yang masif dapat menurunkan kepercayaan investor dan mengurangi investasi di Indonesia.
Solusi Menghadapi Situasi PHK
Pemerintah dan sektor swasta perlu bekerja sama untuk mengatasi situasi PHK yang semakin meningkat. Beberapa solusi yang dapat dilakukan antara lain:
- Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM): Pemerintah perlu meningkatkan kualitas SDM Indonesia melalui pendidikan dan pelatihan vokasi agar lebih siap menghadapi persaingan kerja.
- Meningkatkan Investasi di Sektor Produktif: Pemerintah perlu mendorong investasi di sektor produktif yang mampu menyerap tenaga kerja.
- Memberikan Bantuan dan Perlindungan kepada Pekerja yang Terdampak PHK: Pemerintah perlu memberikan bantuan dan perlindungan kepada pekerja yang terdampak PHK, misalnya melalui program jaminan sosial dan pelatihan kerja.
- Memperkuat Jaringan Keselamatan Sosial: Penguatan jaring pengaman sosial sangat penting untuk membantu pekerja yang kehilangan pekerjaan.
- Mendorong Pertumbuhan UMKM: UMKM memiliki peran penting dalam menyerap tenaga kerja, sehingga perlu mendapat dukungan dari pemerintah dan sektor swasta.
Situasi PHK yang terjadi di awal tahun 2025 merupakan tantangan serius bagi Indonesia. Pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat perlu bekerja sama untuk menemukan solusi yang efektif dan menyeluruh agar dampak negatif PHK dapat diminimalisir dan perekonomian Indonesia tetap stabil.