Daftar Isi
- Banjir Pekalongan: Ribuan Rumah Terendam
- Banjir Sragen: Permukiman dan Lahan Pertanian Terendam
- Tanggul Jebol Kendal: Ancaman Banjir Susulan
- Upaya Penanganan Bencana
Jateng Dilanda Bencana: Pekalongan dan Sragen Kena Banjir, Kendal Tanggul Jebol
Jawa Tengah dilanda bencana alam yang cukup meluas pada Selasa, 26 September 2023. Hujan deras yang mengguyur beberapa wilayah selama beberapa hari terakhir mengakibatkan banjir di Kabupaten Pekalongan dan Kabupaten Sragen. Sementara itu, Kabupaten Kendal mengalami musibah tanggul jebol yang memperparah dampak banjir di daerah tersebut. Ketiga kabupaten ini kini tengah berjuang untuk mengatasi dampak bencana dan membantu warga yang terdampak.
Banjir Pekalongan: Ribuan Rumah Terendam
Kabupaten Pekalongan menjadi salah satu wilayah yang paling parah terdampak banjir. Hujan deras yang tak kunjung reda sejak Senin malam, 25 September 2023, menyebabkan sejumlah sungai meluap dan merendam ribuan rumah di beberapa kecamatan. Data sementara dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pekalongan menyebutkan bahwa hingga Selasa siang, setidaknya 3.000 rumah di Kecamatan Tirto, Wonokerto, dan Karangdadap terendam banjir dengan ketinggian air bervariasi antara 50 sentimeter hingga 1 meter. Beberapa jalan utama juga terendam, sehingga akses transportasi terganggu.
Kepala BPBD Kabupaten Pekalongan, Bapak Budi Santoso, menyatakan bahwa pihaknya telah mengerahkan tim untuk melakukan evakuasi warga terdampak dan menyalurkan bantuan logistik. “Tim kami sudah berada di lapangan untuk membantu warga yang terdampak. Kami telah menyiapkan posko pengungsian dan menyalurkan bantuan makanan, minuman, serta selimut,” ujar Bapak Budi dalam keterangan persnya pukul 14.00 WIB di kantor BPBD Kabupaten Pekalongan.
Selain rumah warga, banjir juga merendam sejumlah fasilitas umum seperti sekolah dan puskesmas. Akibatnya, kegiatan belajar mengajar di beberapa sekolah terpaksa diliburkan. Pihak BPBD juga tengah melakukan asesmen untuk mengetahui dampak kerusakan secara keseluruhan dan kebutuhan bantuan lebih lanjut.
Banjir Sragen: Permukiman dan Lahan Pertanian Terendam
Tidak hanya Pekalongan, Kabupaten Sragen juga mengalami dampak banjir akibat hujan deras. Banjir di Sragen terpusat di Kecamatan Sambirejo dan sekitarnya. Luapan air sungai Bengawan Solo menyebabkan ratusan rumah terendam dan lahan pertanian tergenang air. Ketinggian air di beberapa titik mencapai 80 sentimeter, memaksa warga mengungsi ke tempat yang lebih aman.
Berbeda dengan Pekalongan, di Sragen banjir lebih banyak merendam lahan pertanian. Hal ini dikhawatirkan akan berdampak pada hasil panen dan pendapatan petani. Pemerintah Kabupaten Sragen melalui Dinas Pertanian telah melakukan pendataan lahan pertanian yang terdampak untuk selanjutnya memberikan bantuan kepada para petani.
Ibu Ani Lestari, seorang petani di Desa Sidoharjo, Kecamatan Sambirejo, mengaku sangat khawatir dengan kondisi sawahnya yang terendam banjir. “Saya khawatir padi saya akan gagal panen. Ini satu-satunya sumber penghidupan saya,” ujarnya dengan wajah sedih. Ibu Ani berharap pemerintah segera memberikan bantuan untuk memulihkan lahan pertaniannya.
BPBD Kabupaten Sragen juga telah mendirikan posko bantuan dan melakukan evakuasi warga yang terdampak. Proses pemulihan diperkirakan akan memakan waktu cukup lama mengingat luasnya area yang terdampak banjir.
Tanggul Jebol Kendal: Ancaman Banjir Susulan
Kabupaten Kendal mengalami situasi yang lebih kritis dengan jebolnya tanggul sungai di Desa Kaliwungu Kidul, Kecamatan Kaliwungu, pada Selasa pagi pukul 06.00 WIB. Kejadian ini menyebabkan banjir yang cukup besar dan mengancam permukiman warga di sekitarnya. Air sungai yang meluap dengan deras menerjang rumah-rumah warga dan mengakibatkan kerusakan yang cukup signifikan.
Pak Darto, seorang warga Desa Kaliwungu Kidul, menceritakan kepanikan saat tanggul jebol. “Air datang begitu cepat dan deras. Kami hanya bisa menyelamatkan diri dan barang-barang penting,” katanya. Pak Darto dan warga lainnya terpaksa mengungsi ke tempat yang lebih aman.
Pemerintah Kabupaten Kendal langsung merespon kejadian ini dengan mengerahkan tim gabungan BPBD, TNI, dan Polri untuk melakukan evakuasi dan penanganan darurat. Proses perbaikan tanggul juga segera dilakukan untuk mencegah banjir susulan. Namun, hujan yang masih terus mengguyur wilayah Kendal membuat upaya pemulihan menjadi lebih sulit.
Bupati Kendal, Bapak Dwi Hastono, menyampaikan belasungkawa kepada warga terdampak dan meminta masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi banjir susulan. “Kami terus memantau situasi dan melakukan upaya terbaik untuk membantu warga terdampak. Kepada masyarakat, saya imbau untuk tetap waspada dan mengikuti arahan dari petugas,” kata Bapak Dwi dalam keterangan persnya pukul 16.00 WIB di lokasi tanggul jebol.
Upaya Penanganan Bencana
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah melalui BPBD Jawa Tengah telah berkoordinasi dengan BPBD kabupaten/kota yang terdampak untuk memberikan bantuan dan dukungan. Bantuan berupa logistik, tenaga medis, dan peralatan berat telah disalurkan ke lokasi bencana. Selain itu, pemerintah juga tengah melakukan asesmen untuk mengetahui kerugian material dan jumlah korban jiwa.
Masyarakat diimbau untuk tetap waspada dan mengikuti arahan dari petugas di lapangan. Hindari aktivitas di daerah rawan bencana dan segera mengungsi jika terjadi peningkatan debit air sungai. Kesigapan dan kerjasama semua pihak sangat penting untuk mengatasi dampak bencana dan membantu warga yang terdampak.
Peristiwa ini menjadi pengingat penting bagi kita semua untuk meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi bencana alam. Peningkatan infrastruktur, edukasi masyarakat, dan sistem peringatan dini yang efektif sangat diperlukan untuk meminimalisir dampak bencana di masa mendatang. Semoga bencana ini segera berakhir dan warga terdampak dapat segera pulih.